Senin, 09 Juli 2012
KPK Harus Kenakan Baju Tahanan untuk Seluruh Tahanannya
Jakarta Bupati Buol, Amran Batalipu, menjadi orang pertama yang dikenakan baju tahanan oleh KPK. Seharusnya baju ini juga dipakai oleh seluruh tersangka KPK yang sudah ditahan.
Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat UGM), Oce Madril, menyambut baik kebijakan KPK yang akhirnya memberikan baju tahanan. Pasalnya kebijakan itu merupakan tuntutan publik yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
"Publik inginkan agar KPK menerapkan baju yang sama kepada koruptor sama seperti seorang kriminal yang sedang ditahan," jelas Oce kepadadetikcom, Selasa (10/7/2012).
Dengan memakai baju semacam itu, diharapkan akan timbul efek jera. Baju itu akan bisa menjadi simbol bahwa koruptor adalah tidak bermoral.
Selama ini Oce melihat, seorang tersangka korupsi yang ditahan, masih bisa bersolek atau bergaya. Bukan seperti seseorang yang tengah terjerat kasus korupsi.
"Dengan baju tahanan, itu jadi pukulan yang sangat berasa bagi mereka. Selama ini pakai dasi dan rapih, tiba-tiba jadi pesakitan seperti itu," jelas Oce lagi.
Sebagai contoh kasus adalah Amran. Menurut Oce, di Buol, Amran merupakan orang yang sangat dihormati. Namun begitu Amran terjerat kasus korupsi dan sampai harus dijemput paksa oleh KPK, tersangka kasus suap itu pun terlihat tidak berdaya.
"Shock terapi ini yang kita harapkan," tegasnya.
(mok/mok)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar